BNPP ajak pelaku usaha buat pangan olahan demi kualitas SDM perbatasan
Selasa,rajapaitosdy toto911 8 Oktober 2024 16:40 WIB
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan perbatasan terbagi menjadi 2 hal, yaitu mengembangkan pembangunan kawasan perbatasan dan menjaga serta mempertahankan kawasan perbatasan
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan sekaligus Plh Sekretaris BNPP Irjen Pol Makhruzi Rahman mengajak para pelaku usaha untuk membuat produk pangan olahan demi meningkatkan kualitas SDM di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar).
Dia mengatakan upaya BNPP dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha di kawasan perbatasan sejalan dengan tugas dan peran serta yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
"Peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan perbatasan terbagi menjadi 2 hal, yaitu mengembangkan pembangunan kawasan perbatasan dan menjaga serta mempertahankan kawasan perbatasan," kata Makhruzi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Adapun kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari sejak tanggal 7--8 Oktober 2024 ini dilaksanakan di Aula Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau yang dihadiri oleh 45 orang peserta dari para pelaku UMKM di sekitar PLBN Badau, yakni masyarakat dari Desa Pulau Majang dan Desa Badau.
Makhruzi menjelaskan pelaksanaan pelatihan pengembangan usaha di daerah Kecamatan Badau yang berbatasan dengan negara Malaysia ini dikarenakan masih rendahnya kapasitas SDM dalam mengelola usaha, serta lemahnya permodalan yang berdampak pada lambatnya pengembangan usaha.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan SDM menjadi lebih produktif, kreatif, dan inovatif dalam menghasilkan produk pangan olahan yang berkualitas dan berkompeten. Sehingga masyarakat sekitar kawasan PLBN Badau dapat optimal dalam mengelola hasil perikanan yang berpotensi untuk memajukan perekonomian serta nilai tambah bagi pelaku usaha," ujarnya.
Diketahui, bahwa Kabupaten Kapuas Hulu terutama pada kecamatan di wilayah perbatasan negara yang berbatasan dengan negara Malaysia memiliki potensi pada hasil perikanan, pertanian, dan wisata yang perlu dikelola dan dikembangkan bagi para pelaku UMKM lokal.
Ia juga menerangkan pelatihan ini diawali dengan pemberian materi oleh narasumber, yang kemudian dilanjutkan dengan praktek pelatihan mengolah bahan pangan mentah menjadi produk pangan olahan berbahan dasar ikan yang dikemas secara mandiri menjadi abon ikan, sambal ikan, dan amplang ikan.
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan potensi, serta memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha untuk menghasilkan kualitas dan hasil produksi dengan nilai tambah dan manfaat tinggi secara mandiri," jelas dia.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Triwati mengungkapkan Kabupaten Kapuas Hulu pada 2023 telah menghasilkan ikan tawar sebanyak 30,2 ribu ton per tahun yang didominasi ikan toman dan patin.
"Terima kasih kepada BNPP karena telah memilih Kabupaten Kapuas Hulu sebagai sasaran kegiatan pelatihan, dikarenakan daerah Kabupaten Kapuas Hulu menjadi salah satu daerah yang memproduksi hasil olahan ikan unggulan," ungkap Triwati.
Kepala PLBN Badau Wendelinus Fanu menyampaikan melalui pelatihan ini PLBN Badau diharapkan tidak hanya sebagai pintu pelayanan lintas batas negara bagi pelintas barang maupun orang, tetapi menjadi pintu perdagangan keluar negeri atau ekspor.
"Sejauh ini sudah ada pelaku ekspor komoditas ikan melalui PLBN Badau, diharapkan dengan pelatihan yang spesifik tentang pengolahan dan pengemasan komoditas Perikanan dapat menambah nilai barang dan jumlah eksportir ke depannya," pungkas Wendelinus.
Adapun rangkaian kegiatan pelatihan pelaku usaha ini ditutup dengan penyerahan bantuan bahan pokok untuk masyarakat sekitar PLBN Badau serta kegiatan penanaman pohon di area PLBN Badau sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan di wilayah perbatasan negara.